Orang tua bersama anak selama pandemi COVID-19

BAOMONG IDE-Seri 01-2020

Diskusi online BAOMONG IDE ini menghadirkan moderator ibu Alon Mozes, penerima beasiswa LPDP 2019 dan ibu Esty Neno, Master of Education in special education, USA, 2018 dan junior counselor in SDH, Kupang.

Alon Mozes: Saya ucapkan selamat datang Ibu Esty Neno. Bisa kasih salam pembukanya buat kami.

Esty Neno: Hallo semuanya, salam kenal untuk bapak-ibu di group Rote bergerak. Nama saya Esty Neno. Saya asli orang Kupang. Sudah dua kali saya ke Rote dan sempat membawakan seminar untuk orang tua Sekolah Lentera Harapan di gereja. Terima kasih sudah mengundang saya untuk kembali lagi berbagi dengan para orang tua di Rote. Saya sudah menikah, namun belum dikaruniai anak. Namanya juga diskusi “Baomong Rote”, jadi kita sama-sama belajar, ya.

Baca lebih lanjut

Pendampingan Online NZAS 2019

Minggu, 3 Maret 2019, 7pm WITA

Sesi 1:

Amy:

Kita punya pembicara langsung dari NZ karena di NZ sekarang hampir tengah malam tapi kak Sylvia mau berbagi waktu selama 2 jam. Makasih kak.

Sylvi:

Hi my name is Sylviani Resy Tabba but you can call me Sylvia. I am doing my master of Public Management in Victoria University of Wellington, New Zealand. This is my first year and wish me luck for all the semester.


Baca lebih lanjut

New Zealand Awards Scholarship – studi di ujung selatan dunia

Minggu, 24 Februari, pukul 7pm WITA


Diskusi kali ini menghadirkan Harumi Aini (Ume), NZAID Scholarship awardee 2017-2018. Ume mengambil Master of Agricommerce dari Massey University, NZ 2017-2018, serta Bachelor of Economics di IPB tahun 2013. Pada tahun 2008-2009 Ume pernah studi di Indonesian School of Netherland di Belanda. Diskusi ini dimoderatori oleh Will da Costa (Will) dan dikoordinir oleh Dince Bunda, S.Pd



Sesi 1:

Will:

Baiklah teman-teman semuanya dan juga kak Ume, langsung saja kita ke sesi satu yakni perkenalan singkat dari kak Ume dan juga sedikit pemaparan mengenai NZAID/NZAS. Silahkan kak Ume.

Baca lebih lanjut

Australia Awards Scholarships (AAS) 2019 – persiapan ke negeri kanguru

Minggu, 10 Februari 2019, pukul 19.00 WITA

Narasumber dalam diskusi ini ialah Roy Riwu Bara, S.KM, alumnus FKM Undana 2009, Master of Health Management, UNSW (candidate), AAS awardee 2018. Roy bekerja sebagai ASN di RSUD Naibonat. Diskusi ini dimoderatori oleh Diana Merna dan dikoordinir oleh Dince Bunda, S.Pd dari Tim BBaF Rote.  

Sesi 1:

Diana:

Kak, mungkin kak bisa bagikan ke kami AAS itu apa kak? Dan sedikit pengalaman sampai diterima di AAS?

Roy:

AAS singkatan dari Australia Award Scholarship. Setiap tahun pemerintah Australia memberikan beasiswa bagi teman-teman yang ingin melanjutkan studi S2 & S3 di Australia. Setiap tahun biasanya pembukaannya bulan Februari sampai April. Kabar baiknya. Kita di NTT merupakan daerah yang menjadi prioritas.



Baca lebih lanjut

Kalau lapangan usaha dibuka di kampung-kampung di Rote, adakah anak muda Rote yang mau bekerja?

Seri Diskusi Lepas Forum Rote Bergerak

Anak muda Rote. Sumber: KPR 3

 

Percakapan kami kali ini adalah seputar kewirausahaan di Rote dan kaitannya dengan pengembangan potensi lokal di Rote. Ini dimulai dengan percakapan di bawah ini (dalam inisial):

VH: “buka cafe di Rote ni susah cari anak kerja kak. Orang Rote gak niat jd pelayan cafe, niatnya kerja ke Papua, Malaysia atau Singapore. Paling hanya kerja 1 bulan terima gaji langsung keluar mereka.susahhhh” Baca lebih lanjut

Membangun minat baca di Rote dapat dilakukan dengan cara ini

Seri Diskusi Lepas Forum Rote Bergerak

SD Lentera Harapan Rote. Sumber: YPPH.

Dapatkah orang tua terlibat dalam pembentukan minat baca anak? Jawabannya tentu saja. Hal ini telah dilakukan oleh orang tua Desa Kolilanang, Flores Timur, yang sepakat untuk membacakan buku untuk anak setiap hari. Selanjutnya bisa dibaca di sini.

Bagaimana dengan di Rote? Di Rote inisiasi ini dimulai oleh Sekolah Dasar Lentera Harapan (SDLH) seperti Baca lebih lanjut

Ini komentar anak muda Rote tentang Tenun Rote: antara Motif, Pewarnaan, dan Bisnis

Orang Rote mengenakan kain tenun Rote tahun 1920 (foto setelah diwarnai). Sumber: @almascatie

Berawal dari postingan salah satu akun di Twitter tentang foto tenun Rote, maka postingan tersebut diforward di grup untuk didiskusikan. Diskusi pun berjalan menarik seputar motif, pewarnaan dan bisnis tenun Rote saat ini. Baca lebih lanjut

KKN UGM Rote 2016

Baomong Ide Part 17

KKN UGM 2016 di Desa Tebole, Kecamatan Rote Selatan. Foto: Zanuba

Sejak 2013 rekan-rekan mahasiswa UGM konsisten berkontribusi di pulau Rote melalui KKN. Tahun 2016 mereka mendapatkan penghargaan sebagai KKN terbaik 2016.

Lalu apa saja kontribusi mereka di pulau Rote? Apa saja tantangan yang dialami selama KKN? Project apa saja yang berhasil diimplementasi dan dapat direplikasi di daerah lain? Apa rencana teman-teman KKN UGM ke depan? Baca lebih lanjut

Memetik Sasandu di Nusa Lontar

Baomong Ide Part 16

Ryan Renaldi dan Wisnu Nalle memenangkan Eagle Awards Documentary Competition (EADC) 2015. Foto: Ryan

Untuk ke-11 kalinya penyelenggaraan Eagle Awards Documentary Competition 2015 digelar dengan tema “Merajut Indonesia”, film garapan sutradara Wisnu Dwi Prasetyo dan Ryan Rinaldi terpilih menjadi film dokumenter terbaik.

Film ini bercerita tentang Sasandu Gong, budaya asli Nusa Tenggara Timur yang sudah mulai dilupakan karena tergerus arus modernisasi.

Lalu bagaimana proses riset dan syuting film dokumenter ini? Bagaimana latar belakang dan motivasi mereka memilih judul “Memetik Sasandu di Nusa Lontar”? Mengapa film ini terpilih sebagai film terbaik Eagle Awards dibawah tema “Merajut Indonesia”? Bagaimana proses mengikuti Eagle Awards dan festival film dokumenter? Baca lebih lanjut

Legenda Batu Termanu

Cerita Rakyat Rote Ndao (Part 1)*

Batu Termanu Rote. Sumber: http://www.endindonesia.com

Batu Termanu terletak di Nusak Termanu, Kecamatan Rote Tengah. Batu ini terdiri dari dua batu yaitu Batu Hun dan Su’a Lain. Keduanya juga disebut Batu Mbadar atau Batu Bapa la. Kini Batu Termanu menjadi objek pariwisata di Pulau Rote.

Menurut legenda Batu Hun adalah laki-laki, sedangkan Su’a Lain adalah wanita. Batu Hun terletak di sebelah barat, sedangkan Su’a Lain di sebelah timur, keduanya berdekatan dan merupakan sepasang suami isteri. Baca lebih lanjut

Sesi Sharing Rote Mengajar 2015

Baomong Ide Part 15

Relawan mengajar disambut di pelabuhan Ba’a. Foto: Ryan.

Rote Mengajar 2015 sukses dilaksanakan dengan menghadirkan ratusan relawan baik dari Rote maupun luar Rote. Ada banyak kisah pengalaman relawan yg menarik untuk disimak, namun tidak banyak yg mengetahuinya. Kali ini kami menghadirkan sesi sharing pengalaman bersama relawan Rote Mengajar 2015. Baca lebih lanjut

Kontribusi KKN UNS 2016 di Rote

Baomong Ide Part 14

Sosialisasi Program Sekolah Alam kepada siswa SD Negeri Oenggae. Foto: Atun

Teman-teman KKN UNS pertama kali ke Rote pada tahun 2014. Sejak itu Rote merupakan salah satu destinasi tetap kegiatan KKN UNS. Tahun 2016 lalu KKN UNS berkontribusi di Desa Oenggae. Ini merupakan lanjutan dari kontribusi peserta KKN UNS sebelumnya. Pada diskusi online Baomong Ide Part 14 ini kami mengajak 3 perwakilan dari KKN UNS untuk membagikan pengalaman mereka Baca lebih lanjut

MITRA Muda Mendunia (bagian 2-end)

Diskusi Online – Baomong Ide Part 13

MITRA Hijau. Foto: Nick Metherall

Diskusi tentang MITRA bagian 1 dapat Anda baca disini.  Dalam diskusi online Baomong Ide Part 13 ini kami menghadirkan Richard Williams, Lilyen Sede, Steven Parera dan Nick Metherall sebagai pembicara. Lebih lanjut tentang diskusi Baomong Ide dapat Anda baca disini.

Diskusi ini dimoderatori oleh nona Fera Ketti dan nona Vicha Mali. Berikut adalah lanjutan diskusi tanya jawab bersama para pembicara.  Baca lebih lanjut

MITRA Muda Mendunia (bagian 1)

Diskusi Online – Baomong Ide Part 13

Baomong Ide adalah diskusi terbuka dua mingguan yang digelar secara online melalui platform grup WhatsApp.

Diskusi ini dilakukan untuk berbagi ide serta memfasilitasi anggota grup yang satu dengan yang lain untuk lebih saling mengenal. Ada banyak member di grup yang sudah, sedang dan akan berkontribusi di pulau Rote, tetapi belum saling mengenal satu sama lain. Kontribusi mereka bisa menginspirasi yang lain untuk bergerak secara sosial serta memungkinkan untuk kolaborasi lanjutan. Selengkapnya tentang Baomong Ide bisa Anda baca disini. Diskusi Baomong Ide sebelumnya dengan tema “NTT di Mata Relawan” bisa Anda baca disini.

Baomong Ide edisi ke-13 ini menghadirkan empat pembicara yaitu Richard Williams, Lilyen Sede, Steven Parera dan Nick Metherall. Richard pernah berpengalaman sebagai President MITRA Undana 2016, anggota aktif Baca lebih lanjut

NTT di Mata Relawan (bagian 2-end)

Diskusi Online – Baomong Ide Part 12

Kak Tessa dalam kegiatan pelatihan RUBI Mandiri dengan beberapa relawan lainnya.

Ini merupakan kelanjutan dari diskusi bersama kak Tessa Sunoko, relawan yang pernah melalang buana ke berbagai negara tetapi menyediakan banyak waktunya untuk menjadi relawan di berbagai daerah, termasuk di NTT.

Diskusi ini dimoderatori oleh nona Sonia Kiuk, alumni Forum Indonesia Muda (FIM) angkatan 18 sekaligus alumni Kemah Pemuda Rote (KPR) angkatan kedua.

Berikut lanjutan sesi tanya jawab dari lapak sebelumnya yang dapat Anda baca disiniBaca lebih lanjut

NTT di Mata Relawan (bagian 1)

Diskusi Online – Baomong Ide Part 12

Diskusi kali ini menghadirkan Kak Tessa Sunoko (Tessa) sebagai pembicara. Kak Tessa sendiri memiliki pengalaman sebagai kepala perwakilan/CEO bank Italia di Indonesia, ISEI, IPA (Petroleum), PPIA, dan Alumni Australia. Sebagai relawan Kak Tessa berpengalaman sebagai koordinator anak asuh di Jakarta dan sekitar (sejak 2000), relawan Indonesia Mengajar, relawan Rumah Singgah anak kanker YAI, relawan SLB C Tuna Grahita Dharma Rena, relawan Sekolah Relawan, bendahara Komunitas Pencinta Indonesia Timur (KOPIT), serta relawan Shoes for Flores. Kak Tessa juga peduli dengan pendidikan di pulau Rote. Ia pernah ke Rote dan mengunjungi taman bacaan dan sekolah-sekolah di Rote sambil memberikan Kelas Inspirasi. Baca lebih lanjut

Kisah Pejuang Beasiswa PRESTASI dan Australia Awards (AAS)

Diskusi Online Baomong Ide Part 11

Diskusi Baomong Ide Part 11 dibawah tema Kisah Pejuang Beasiswa PRESTASI dan Australia Awards (AAS) kali ini menghadirkan dua pembicara, yaitu Kak Erly Victoria Kueain (Erly) dan Kak Marlin Kanadjara Ndun (Marlin). Kak Erly pernah menerima beasiswa PRESTASI dari Program USAID dan mengambil Pascasarjana di New Mexico State University, Amerika. Kak Marlin adalah staf Dinas Peternakan Kab. Rote Ndao yang mendapatkan beasiswa AAS dan kini sedang menjalani studi PDT (Pre Departure Training) di Bali dalam rangka mempersiapkan diri untuk studi di Queensland, Australia. Kak Erly pernah bekerja di Pemda Rote Ndao. Baca lebih lanjut

Berbagi Pengalaman Beasiswa LPDP (bagian 2-end)

Baomong Ide Part 10

Lanjutan dari diskusi sebelumnya bisa dibaca di link ini.

 

Berikut adalah sesi tanya jawab dengan peserta diskusi:

 1. Agnes Lestary: “Selamat malam Kak Albert, Kak Randy dan Kak Jo, berkaitan dengan pro dan kontra mengenai persyaratan TOEFL IBT untuk mereka yang ingin mengajukan beasiswa studi LN. Seperti kita ketahui selama ini TOEFL ITP masih diperbolehkan. Nah, sebagai seorang awardee LPDP , bagaimana tanggapan kalian? Oh iya dari penjelasan Kak Randy tadi berarti peraturan ini tidak berlaku untuk BPI afirmasi tujuan LN? Terima kasih.” Baca lebih lanjut

Berbagi Pengalaman Beasiswa LPDP (bagian 1)

 

Diskusi Online Baomong Ide Part 10

Open discussion Baomong Ide Part 10

Diskusi online Baomong Ide kali ini bertemakan ‘Berbagi Pengalaman Beasiswa LPDP’ dengan menghadirkan 3 orang pembicara sekaligus. Mereka adalah penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang saat ini sedang studi magister di 3 kampus yang berbeda. Baca lebih lanjut

Edisi Pejuang Muda NTT (1)

Baomong Ide Part 9

Oleh: Ferra Ketty – Editor: Sherwin Ufi

Baomong Ide part 9, Kamis, 26 Januari 2017, jam 19.00 WITA (7 malam).

Baomong Ide part 9, Kamis, 26 Januari 2017, jam 19.00 WITA (7 malam).

Baomong Ide merupakan wadah online untuk saling mengenal kontribusi antar masing-masing anggota grup Whatsapp yang pernah, sedang dan akan berkontribusi untuk Rote. Baomong (Bahasa Melayu Kupang yang artinya bicara). Ide diawali pada bulan Januari 2016 silam dan sudah berjalan selama satu tahun dan sejauh ini telah melahirkan sembilan topik diskusi yang beragam. Diskusi sebelumnya Part 8 bisa Anda baca disini.

Pada bagian ke sembilan ini, Baomong Ide mengambil tema Pejuang Muda NTT (1) dengan menghadirkan seorang muda berprestasi di dalam negeri maupun di luar negeri asal NTT, yaitu Albert Christian Soewangsono. Diskusi ini dimoderatori oleh Dewi Talomanafe dan berikut jalannya hasil diskusi: Baca lebih lanjut

Nusantara Sehat untuk Rote Sehat

Baomong Ide Part 8

baomong-ide-4-nusa-sehat

Baomong Ide merupakan wadah online untuk saling mengenal kontribusi antar masing-masing anggota grup WhatsApp yang pernah, sedang dan akan berkontribusi untuk Rote. Baomong (Bahasa Melayu Kupang yang artinya bicara) Ide diawali pada bulan Januari 2016 silam dan sudah berjalan selama 1 tahun dan sejauh ini telah melahirkan 8 topik diskusi yang beragam. Lebih lanjut tentang Baomong Ide dapat Anda baca disini.

Baomong Ide part 8 menghadirkan teman-teman Nusantara Sehat yang berkontribusi di Kabupaten Rote Ndao. Mereka adalah dr. Netta (koordinator Nusantara Sehat di pulau Rote) dan Denti asal Bengkulu yang berkontribusi di Puskesmas Batutua serta Ebid, Nusantara Sehat di pulau Ndao. Diskusi ini dimoderatori oleh Nona Fera Ketty, aktivis di Kopernik dan KAKI (Komunitas Aksi Kesehatan Indonesia). Bagaimana peran mereka di pulau Rote? Yuk, simak diskusi di bawah ini.  Baca lebih lanjut

Ideas from a global young leader who visited and contributed in Rote

Rote Bergerak “Baomong Ide Part 7”

baomong-ide-2-panji-aziz

Well friends, now we join our 7th Rote Bergerak group discussion of Baomong Ide under the theme of “Ideas from a global young leader who visited and contributed in Rote”. We would like to introduce Panji, one of the recipients of the Nutrifood Leadership Award (NLA) who has experiences in traveling in many countries. Moreover, according to the global changemakers 2016 he is one of the 60 global young leaders. Yet, he is so care about Rote island. Baca lebih lanjut

6 frequently asked questions about KAMu Rote Ndao

KAMu Rote Ndao with schoolchildren in Sarisandu reading room in Menggelama village

KAMu Rote Ndao with schoolchildren in Sarisandu reading room in Menggelama village

 

 

Below are 6 frequently asked questions people want to know about KAMu Rote Ndao.

  1. What is KAMu Rote Ndao and when was it established?

KAMu Rote Ndao or Youth Community for Rote Ndao is a youth community in Rote Island comprises more than 20 young people including young volunteers who reside in Rote Island and are called to contribute to their land through real actions. We agree to lighting a candle rather than cursing the darkness. KAMu was established on 2 July 2011 coinciding with the 9th commemoration of Rote Ndao regency.

  1. What motivates us to establish KAMu Rote Ndao?

Baca lebih lanjut

Pencemaran Minyak Laut Timor dan Masa Depan Petani Rumput Laut Rote

Baomong Ide Part 6

Oleh Fera Ketty

Pencemaran laut Timor Montara dan petani rumput laut Rote

Baomong Ide merupakan diskusi online yang melibatkan member grup WhatsApp Rote Bergerak yang merupakan wadah untuk saling mengenal antar anggota grup dan wujud tenunan kolaborasi antar berbagai komunitas maupun individu yang sama-sama bergerak untuk pengembangan Sumber Daya Manusia di Rote.

Pada Jumat, 18 November 2016, telah dilaksanakan Baomong Ide untuk kali keenamnya. Diskusi yang dimoderatori oleh nona Sonia Kiuk mengangkat tema aktual yang sangat menarik yaitu Pencemaran Minyak Laut Timor dan Masa Depan Petani Rumput Laut Rote. Kali ini Baomong Ide berhasil mengundang seorang narasumber muda yang aktif berjuang untuk membela petani rumput laut di Rote melalui Seaweed Project yaitu Sdr. Seluz Fahik.

Diskusi dimulai dengan sesi perkenalan oleh Narasumber dan beberapa peserta diskusi yang baru bergabung di grup. Sdr. Seluz Fahik yang merupakan alumni dari University of Melbourne, Australia, saat ini sedang terlibat project Montara Baca lebih lanjut

Mengabdi di Selatan Indonesia

Baomong Ide #4

“Rote Bergerak” yg merupakan Grup Whatsapp yg menjadi
Wadah untuk saling mengenal antar anggota grup dan wujud tenunan kolaborasi antar berbagai komunitas maupun individu yg sama-sama bergerak untuk pengembangan SDM di Rote, telah membuat diskusi online yg diberi nama “Baomong Ide”.

Baomong ide ini sudah dilaksanakan dr awal tahun, 11 februari kemarin Rote bergerak menyelenggarakan diskusi online Baomong ide kembali yang ke 4 dengan Tema yang menarik yaitu “Mengabdi di Selatan Indonesia” Kali ini tidak kalah menarik dari Baomong Ide sebelumnya, Nara Sumber yang dihadirkan dalam diskusi ini adalah Sdr. Yuris Rezha salah satu Mahasiswa Universitas Gajah Mada jurusan hukum angk.2011 , ada Juga Sdr. Sangaji dari Fakultas Tehnik angk.2012 namun yang bersangkutan berhalangan pada saat diskusi berlangsung, dan yang ketiga menjadi nara sumber pada malam itu adalah Sdr. Haviz Kurniawan dari Fakultas Kehutanan angk.2011,ketiga Nara sumber yang ditunjuk malam itu semuanya menjadi peserta KKN UGM 2015 dimana KKN UGM tersebut adalah kegiatan Tahunan UGM yang mengutus Mahasiswa nya ke pelosok-pelosok Indonesia, ketiga Narasumber ini di utus ke Pulau Rote Ndao dengan tujuan yang sama yaitu ” karena , kami ingin memberikan sesuatu yg Baca lebih lanjut

Dari Rote Berkiprah di Timor – From the inside out

Baomong Ide part #2
[Diskusi Online grup Whatsapp Rote Bergerak]

Sodamolek!
Minggu lalu kami telah memperkenalkan apa itu Baomong Ide dan pembicara pertama dalam diskusi online, nona Ratmy Sombu. Ratmy adalah anggota komunitas KiciAna yang terdiri dari kumpulan pelajar representasi SMP dan SMA se-Rote Ndao. Beberapa diantara mereka adalah alumni Kemah Pemuda Rote (KPR) 1 dan 2. Di KPR 2 yang bertemakan “Beta untuk Rote” mereka dilatih untuk berkontribusi untuk Rote melalui apa yang mereka miliki sekalipun usia mereka masih terbilang sangat muda. Komunitas KiciAna telah beberapa kali terjun dalam kegiatan sosial seperti Rote Mengajar hasil kerjasama dengan KAMu Rote Ndao dan Indonesia Mengajar maupun camp pemuda hasil kerjasama dengan KKN UGM Rote. Tentang Rote Mengajar silahkan baca disini. Lebih banyak tentang Ratmy dan komunitas KiciAna dapat Anda baca disini.

 

Minggu ini kami perkenalkan seorang pembicara muda asal Rote yang banyak berkiprah di Timor, nona Fera Ketty. Fera yang adalah alumni Baca lebih lanjut

Rote Bergerak dan Baomong Ide

Jika berani bergeraklah, jika ragu bergeraklah, jika takut bergeraklah. Anda akan jatuh ketika berhenti bergerak. ~@BongChandra

Rote bergerak dan baomong ide

Rote Bergerak adalah sebuah ruang atau wadah virtual bagi komunitas ataupun individu yang sama-sama bergerak atau berkontribusi secara sosial di dan untuk Rote. Rote Bergerak diwadahi dalam grup WhatsApp. Grup ini lahir karena ternyata ada begitu banyak orang yang sudah, sedang dan akan berkontribusi di dan untuk Rote, tetapi belum ada wadah untuk menyatukan semuanya.

Mengapa perlu sebuah wadah? Karena Baca lebih lanjut

Menggali Ide, Menebar Inspirasi

Edisi Perdana Baomong Ide

Baomong (Melayu Kupang: Bicara) Ide merupakan diskusi online yang melibatkan member grup WhatsApp Rote Bergerak. Rote Bergerak merupakan sebuah wadah yang menampung berbagai komunitas yang memiliki kepedulian dan kontribusi di dan untuk Rote. Diskusi online ini dilakukan secara perdana pada hari Kamis, 21 Januari 2016 dan menghadirkan pembicara yang berasal dari Rote, nona Ratmy Sombu. Ratmy yang saat ini sedang berada di bangku kuliah STIKES CHMK Kupang jurusan S1 perawat ini pernah mewakili NTT dalam kegiatan 100 OSIS Terbaik se-Indonesia dalam kegiatan Indonesia Student Leadership III yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia. Bukan hanya itu setelah Baca lebih lanjut

TB Tamahena

Membaca dapat menambahkan ilmu pengetahuan dalam diri, Minat dan budaya membaca boleh dipupuk dalam diri untuk menjadikan diri kita seorang yang cemerlang dengan membaca. Sesungguhnya membaca itu adalah satu amalan yang sangat bermanfaat kepada diri sendiri dan juga kepada orang lain. Demikian yg terjadi di Rote Tengah, adik-adik ini sangat antusias dalam membaca,Taman Baca tamahena memberikan harapan baru bagi adik-adik disana. Salam dari Rote 🙂

(Photo By: Ensri Adoe)

Forum Kemajuan Pendidikan Daerah (FKPD) 2015

2 putra dan 1 Putri Rote ndao mengikuti kegiatan Forum Kemajuan Pendidikan Daerah (FKPD) . Pada kegiatan kali ini hadir penggiat pendidikan dari 17 Kabupaten se-Indonesia.

image

FKPD ini dilaksanakan di Kab. Tulang Bawang Barat, Lampung. Salah satunya ibu Ensri aktif bersama KAMu Rote Ndao dan Pengajar Muda..ibu Ensri jg selain pendiri taman baca Tamahena (yg artinya Harapan Kita) di Rote Tengah, aktif mjd relawan pendidikan Rote, aktif sbg panitia KPR 1 & 2, dan skrg bersama kak Sepri yg merupakan pengurus di KaMuRoteNdao dan Bp. Petrus juga ikutimagemewakili Rote Ndao ke Kab. Tulang Bawang Barat utk presentasi ttg pendidikan dan gerakan sosial utk kemajuan pendidikan di Rote.

Keluarga sebagai Garda Terdepan dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba 

Oleh :

Jodian. A. Suki, S.Sos

( Anggota  KAMu  Rote Ndao )
Baca lebih lanjut

PENGUMUMAN

Selamat untuk siswa-siswi, pemuda/i dan mahasiswa/i yang terpilih.

Berikut daftar peserta Kemah Pemuda Rote Ndao (KPR) II 2014 yang lolos telah seleksi:

Baca lebih lanjut

Profil Taman Bacaan Chinerith Ba’a Rote

Profil Taman Bacaan Chinerith Ba'a Rote

PROFIL TAMAN BACAAN BLOK M ROTE

Galeri Foto KAMu Rote Ndao

Taman Bacaan di Rote

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

 

Kegiatan KAMu Rote Ndao

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

 

 

 

 

 

 

REINVENTING SPIRIT ITA ESA DALAM MEWUJUDKAN TRANSFORMASI MENUJU NUSA TUA MENI

Oleh: Drs. Ibrahim. A. Medah)*

 

Sejarah panjang Pulau Rote yang terkotak-kotak dalam berbagai kelompok masyarakat semenjak dahulu hingga saat ini masih menyata di daerah ini. Kondisi ini tentunya merupakan kekuatan penghambat yang turut menahan gerak laju pembangunan di daerah ini. Pengkotak-kotakan ini bukan tanpa sebab. Politik devide et empera ala kolonialisme Belanda yang masuk di Pulau Rote  sejak zaman penjajahan dulu ternyata berdampak panjang. Pulau Rote  dibagi menjadi 19 Nusak dan dari 19 Nusak ini masing-masing mempunyai Raja  yang memerintah wilayah Nusaknya.

Baca lebih lanjut

DISKURSUS PRA-PILGUB NTT

PEMILIHAN Umum Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur  NTT sudah di depan mata. Publik bumi Flobamora kembali kasak-kusuk di mana-mana soal siapa figur yang tepat untuk menjadi ‘nahkoda’ bagi ‘biduk’ yang bernama Nusa Tenggara Timur ini. Mulai dari warung kopi sampai ke warung internet terjadi obrolan di seputar ajang politik lima tahunan ini. Tentu adalah sebuah hal yang wajar jika terjadi diskursus-diskursus demikian di tengah masyarakat.

Di alam demokrasi dewasa ini rakyat memang memiliki kewenangan yang besar untuk menentukan secara langsung siapa pemimpinnya, karena itu wajar-wajar saja jika menjelang suksesi pemilihan kepala daerah, masyarakat mulai berandai-andai dan mulai mengenali para kandidat pemimpinnya. Untuk Pilgub NTT, kali ini untuk kedua kalinya masyarakat menggunakan hak politiknya untuk memilih secara langsung pemimpinnya. Memang sudah ada wacana untuk pemilihan gubernur dilakukan oleh DPRD I, namun hingga saat ini keputusannya belum final sehingga jika tetap mengacu pada aturan lama/sebelumnya maka pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tetap dilakukan secara langsung oleh rakyat. Baca lebih lanjut

EFEK SAMPING GERAKAN 1000 BUKU

(Kisah dibalik Pengelolaan 1000 Buku)

 

Latar Belakang 1000 Buku

Kabupaten Rote Ndao adalah kabupaten terselatan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apabila kita menginjakkan kaki di tempat ini, maka sesungguhnya tidak banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat diandalkan dari daerah ini. Kita punya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni yang merupakan modal dasar dari orang Rote itu sendiri.

Bicara mengenai SDM, orang Rote memiliki sejumlah tokoh Rote yang berkiprah dan berhasil dalam level provinsi dan bahkan nasional. Sebut saja Prof. DR. W.Z. Johannes ahli rontgen pertama di Indonesia, Prof. DR. Herman Johannes rektor pertama Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta atau siapakah yang tidak mengenal Prof. DR. Adrianus Mooy yang pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, E.C.W. Nelloe mantan direktur utama Bank Mandiri dan banyak lagi putra Rote yang punya pencapaian luar biasa dalam karya mereka. Mereka semua adalah putra daerah Rote yang berhasil dan telah menjadi tokoh kebanggaan orang Rote, namun itu semua hanyalah romantisme masa Baca lebih lanjut

PROBLEMATIKA DUNIA PENDIDIKAN

Antara harapan dan kenyataan

Oleh: Maks Fioh)*

 

Berbicara tentang dunia pendidikan di Indonesia selalu menjadi bahan diskusi yang menarik bukan hanya karena pendidikan merupakan salah satu sektor utama yang paling mendapat perhatian pemerintah namun juga merupakan salah satu pilar pembangunan bangsa. Sektor pendidikan juga merupakan pengejawantahan dari cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat undang-undang dasar 1945. Pembangunan sumber daya manusia Indonesia tidak bisa terlepas dari dunia pendidikan sebab tanpa pendidikan seseorang tidak bisa memiliki sumber daya yang baik. Kita mengenal ada 2 (dua) jenis pendidikan yakni pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal meliputi sekolah, akademi, perguruan tinggi dan lembaga sejenisnya yang bersifat formal, sedangkan pendidikan non formal meliputi lembaga kursus keterampilan, pelatihan, dan lembaga sejenisnya yang bersifat non formal. Namun melalui artikel ini saya tidak bermaksud untuk mengelaborasi lebih jauh tentang lembaga Baca lebih lanjut

KISAH MANTRI BERHATI PELAYAN DARI NEGERI SELATAN

“Pahlawan masa kini bukanlah mereka yang memanggul senjata di medan perang, melainkan mereka yang dalam keterbatsannya mampu memberi nilai positif dengan segala potensi yang dimilikinya bagi orang lain dengan penuh keikhlasan”

Seorang Marsianus Mau Hane bukanlah seorang luar biasa dengan prestasi prestisius yang memukau.
Baca lebih lanjut

Video ROTE NDAO HEROES (Part Intro)

ROTE NDAO HEROES

“mereka menjadi  pahlawan bukan karena kelebihan mereka, namun karena dengan keterbatasan   sanggup melakukan hal – hal luar biasa bagi kebaikan orang lain” (Kamu Rote Ndao)

Ketika mendengarkan cerita tentang seorang guru di pedalaman Kalimantan yang rela meninggalkan hingar bingar  kota kelahiranya untuk menyatu bersama anak – anak didiknya dalam sebuah sekolah reyot yang hamper rubuh,  sekolah reyot itu telah bolong dinding – dindingnya  dan sebagian atapnya berwarna biru, yah… biru langit karena pandangan mata   bebas menembus langit yang cerah, secerah semangat sang guru yang penuh dedikasi   merajut  mimpi anak – anak pedalaman   melalui pendidikan,  serasa menggetarkan  hati.  Berbagai keterbatasan  tidak memadamkan semangatnya untuk merubah manusia menjadi manusia seutuhnya.

Baca lebih lanjut

INDONESIA DALAM BAYANG-BAYANG DISINTEGRASI?

(Sebuah Refleksi Tentang Bingkai KeIndonesiaan)

Oleh: Maks Fioh)*

 

Perjalanan panjang bangsa Indonesia telah menorehkan berbagai catatan sejarah yang terpatri dalam benak rakyat bangsa ini. Oleh semangat cinta tanah air (nationalism spirit)  yang kuat dalam diri para pejuang kemerdekaan yang rela mengorbankan jiwa dan raga, bangsa inipun akhirnya dapat tegak berdiri menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat, bebas dari penjajahan bangsa lain. Sebuah perjuangan yang tidak mudah, manakala para pejuang kemerdekaan harus memanggul senjata dan berjibaku di medan pertempuran melawan tirani penjajah. Korban harta benda, jiwa dan raga demi meraih kemerdekaan. Tak terhapuskan dalam sejarah, bagaimana pengorbanan anak-anak bangsa ini demi tegaknya kedaulatan bangsa ini. Tak akan lekang oleh waktu, betapa korban darah dan air mata yang tertumpah bagi tanah tumpah darah tercinta. Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu suku bangsa dan masih diliputi oleh semangat kedaerahan (primordialism spirit) yang kuat akhirnya melebur menjadi satu bangsa. Perasaan senasib dan sepenanggungan sebagai sesama anak bangsa yang tertindas oleh penjajahan bangsa asing menjadi pemicu utama bangkitnya semangat nasionalisme yang merasuki jiwa rakyat, sehingga serentak rakyat bersatu padu mengangkat senjata dan masuk ke medan perang mengusir penjajah. Akhirnya atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan perjuangan yang panjang, Sang Proklamator (Bung Karno dan Bung Hatta) memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Baca lebih lanjut

MENANTI PEMIMPIN BARU DI KOTA KUPANG

Oleh: Maks Fioh)*

 

Tulisan ini sudah pernah dimuat di Harian Timor Express pada tanggal 1 Maret 2012.. Linknya : http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=45847

                     Sebuah ungkapan yang lazim diucapkan dan didengar banyak orang yakni “semua yang terlahir sebagai manusia adalah pemimpin”. Entah kita menyetujui ataupun menolak ungkapan ini, itu bukanlah sebuah masalah karena memang faktanya semua orang adalah pemimpin. Jika demikian, apa korelasinya dengan judul tulisan ini? Jika memang faktanya semua orang adalah pemimpin, maka apa yang dimaksud dengan menanti pemimpin baru di kota karang? Kalau kita mengacu pada ungkapan di atas maka sesungguhnya tidak ada yang namanya pemimpin lama ataupun pemimpin baru, sebab sesungguhnya semua orang terlahir sebagai pemimpin dan semua orang adalah pemimpin. Seseorang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Seseorang itu juga bisa menjadi pemimpin bagi rumah tangga/keluarganya. Seseorang itu juga bisa menjadi pemimpin bagi kelompoknya, bagi  organisasinya dan lain sebagainya. Yang pasti bahwa mulai dari skop yang paling kecil hingga skop yang lebih luas setiap orang adalah pemimpin. Itulah sebabnya dalam diri setiap orang tertanam nilai-nilai kepemimpinan (Leadership values) dan karena itu Baca lebih lanjut

PEMBACA CILIK

Ketika memulai gerakan ini, ada sebuah postingan yang sangat berkesan bagi kami. substansinya merupakan perpaduan antara optimisme dan pesimisme, tapi berangkat dari pengalaman empiric dan tentu saja menjadi bahan gumulan kami. ”

“Menghadirkan seribu buku memang mudah tapi yang tersulit adalah menghadirkan 1 saja pembaca”.

Namun setelah berjalan enam bulan, tatapan polos penuh keceriaan -… kenakalan khas anak yang terkadang sulit diatur, kegaduhan – kegaduhan kecil, namun mengisyarakatan hasrat keingintahuan yang besar mewarnai taman bacaan kami hingga mencapai titik konsisten membuat kami optimis bahwa yang kami miliki saat ini bukan cuma seribu buku namun 30 pembaca cilik yang selalu setia hadir di taman bacaan Sarisandu

 

MERAJUT SEBUAH KEPEMIMPINAN DI NUSA ITA ESA

MERAJUT SEBUAH KEPEMIMPINAN DI NUSA ITA ESA

Penulis  Anggota Komunitas Anak Muda (KAMu) Untuk  Rote Ndao

Titik kulminasi politik Rote Ndao terjadi pada tanggal 9 Feburuari 2009 dengan dilegitimasinya pasangan Bapak Drs. Leonard Haning, MM dan Drs, Marthen Luther Saek (LENTERA) menjadi Bupati dan Wakil Bupati yang telah memenangkan hati rakyat Rote Ndao untuk memilihnya. Ini merupakan klimaks dari sebuah rivalitas politik atas nama demokrasi, yang berekses pada turbulensi sosial dan berujung pada fragmentasi, akibat polarisasi kekuatan dari kubu – kubu – kubu yang ‘bertikai’. Sekiranya kehadiran pemimpin baru ini dapat membawa angin segar yang disebut rekonsiliasi, yang bisa meleburkan kembali perbedaan dan sekat – sekat yang terbangun kokoh selama proses susksesi dengan spirit moto : Ita Esa (Kita adalah satu dalam kebersamaan, kekeluargaan dan keberagaman). Oleh karena itu semua pihak harus memaknai bahwa politik bukanlah tujuan utama, tetapi hanya merupakan sarana untuk menghadirkan pemimpin secara demokratis, yang mengedapankan pengabdian dan pelayanan bagi masyarakat yang dipimpinnya untuk menuju ke arah depan yang lebih baik (bonnum comune). Sebuah pemaknaan yang lebih esensial lagi adalah dengan memandang bahwa, menjadi seorang pemimpin bukanlah klimaks dari sebuah proses demokrasi tapi awal dari sebuah rangkaian perjuangan panjang dengan suatu tujuan hakiki yaitu : mewujudkan kemaslahatan bagi semua entitas masyarakat Rote Ndao tanpa terkecuali. Jadi siapapun pemimpin kita, kalau memang ia memiliki intensitas medan visional yang kuat, yang mampu menarik semua komponen masyarakat menuju ke arah masa depan yang lebih baik, maka harus kita dukung.
Baca lebih lanjut

PENCARIAN MAKNA

(Gerakan 1000 Buku untuk Rote Ndao)

Hello guys!

“Hidup selalu memiliki makna dalam kondisi apapun. Ia selalu penuh makna sampai pada detik terakhir, sampai pada napas terakhir seseorang “ (Alex Pattakos dalam Lepas Penjara Pikiran).

Kutipan dari Alex Pattakos mengilhami saya untuk melihat bahwa dalam setiap segi kehidupan kita, dalam apapun yang kita lakukan dalam hidup ini pasti selalu ada makna yang dapat kita gali. Terkadang makna-makna tersebut tak kasat mata dan tak bisa ditemukan dengan begitu saja. Butuh permenungan untuk mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Sekali kita menemukannya, maka itu akan menjadi spirit bagi kita untuk melangkah dengan semangat untuk mencapai tujuan.

Seorang PNS yang bekerja di kantor. Ia menghadapai rutinitas yang terkadang atau kalau mau jujur sering membosankan. Semangat awalnya yang menyala-nyala perlahan-lahan redup saat ditumbuk terus-menerus oleh pekerjaan yang monoton yang menguras waktu, tenaga dan pikirannya. Ia membutuhkan sesuatu yang menjadi pegangannya untuk melawan berbagai model tantangan sehingga ia tetap bersemangat dan sadar diri dalam menjalani aktivitasnya dengan bertanggungjawab. Pertanyaan awal yang menggelitik untuknya adalah “untuk apa saya ada di sini (di kantor)?… mengapa saya bekerja di tempat ini??…. mengapa saya ditempatkan di sini???…. Mengapa saya ditempatkan pada posisi yang tidak saya inginkan??…” Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menuntut kita untuk menggali makna dibalik pekerjaan kita.

Baca lebih lanjut

ANTARA SASANDU DAN GEREJA

(Peran Alat Musik Gerejawi sebagai Inspirasi bagi Pengembangan Potensi Jemaat secara Maksimal)

Kemarin (Rabu, 23 November), saya bertemu dengan Pak Pendeta Gereja Efata. Saya bermaksud meminta ijin dari beliau supaya teman-teman saya yang sedang mengikuti les Orgen mendapat akses penuh untuk ‘berkenalan’ dengan alat musik tersebut, yang biasanya sepi hampir setiap harinya, kapan saja. Kami akhirnya banyak bercakap-cakap tentang peran musik di Gereja. Salah satu percakapan kami yang menarik yakni bagaimana beliau bercerita tentang bagaimana peran musik di GKI (Gereja Kristen Indonesia) di pulau Jawa. Beberapa gereja di pulau Jawa biasanya mempunyai lebih dari 1 (satu) instrumen musik, misalnya orgen, gitar, terompet, biola, perkusi, harpa, termasuk alat musik tradisional seperti angklung, gamelan, dan suling bambu.

Menariknya alat-alat musik ini benar-benar dipakai sebagai musik instrumen untuk mengiringi berbagai liturgi ibadah di gereja. Misalnya, minggu ini telah disepakati menggunakan alat musik angklung, maka mereka yang bermain angklunglah yang mengiringi liturgi ibadah hingga selesai. Minggu depan diganti dengan biola, maka para pemain biola yang akan ditugaskan untuk melayani sepanjang kebaktian. Demikian seterusnya, sehingga wajar jika jemaat merasakan suasana yang selalu baru di gerejanya. Biasanya pemusik ini dikoordinir oleh seorang yang piawai dalam dunia musik. Misalnya seperti yang diceritakan oleh seorang teman saya yang pernah tinggal di Bogor. Katanya, di Bogor ada sebuah gereja yang relatif kecil namun suasana kebaktiannya selalu hidup dan menyegarkan karena setiap minggunya selalu diisi oleh beraneka alat musik, baik yang kontemporer maupun tradisional. Bahkan biasanya juga Jemaat diminta untuk mengenakan pakaian adat daerah tertentu pada minggu-minggu tertentu sesuai kesepakatan, mengingat kemajemukan jemaat di gereja tersebut. Selain musik dan tata busana, penyanyi pun diatur. Misalnya, minggu ini kaum bapak ditugaskan untuk khusus mengiringi pujian sepanjang kebaktian. Minggu depan kaum wanita, kemudian, pemuda, kemudian anak-anak PAR, bahkan juga ada kaum lansia. Sungguh mengesankan. Baca lebih lanjut

ROTE NDAO DAHULU, KINI DAN NANTI DALAM PERSPEKTIF PERAN PEMUDA DEMI MENDORONG TRANSFORMASI MENUJU NUSA TUA MENI

Tema : “ROTE NDAO DAHULU, KINI DAN NANTI DALAM PERSPEKTIF PERAN PEMUDA DEMI MENDORONG  TRANSFORMASI MENUJU NUSA TUA MENI”

Oleh : Komunitas Anak Muda  Untuk Rote Ndao

  1. 1.       LATAR BELAKANG

“Berikan Aku 10 Pemuda maka akan kuguncang dunia”- Ir.Soekarno

Fakta historis menceritakan banyak hal, bagaimana pemuda dalam berbagai bentangan  waktu turut mengarungi pusaran sejarah bangsa ini, melakukan tindakan monumental dengan mendobrak kemapanan yang mendistorsi  esensi eksistensi  peradaban kaumnya.

Eksistensi pemuda dalam simpul – simpul sejarah bangsa  menjadi  penentu terjadinya revolusi  yang meretas stagnasi, menuju pada sebuah kondisi yang jauh lebih baik.

Bangsa ini berhutang pada sekelompok anak muda pendiri Budi Utomo (1908), manakala saat itu Indonesia yang terdiri dari beratus – ratus suku bangsa  serta masih diselimuti  oleh persepsi kedaerahan,  mereka muncul dengan pemikiran yang visioner tentang konsep nasionalisme sehingga menjadi  tonggak lahirnya visi keindonesiaan. Tidak akan terlupakan dalam sejarah bangsa, bagaimana  perasaan senasib memantik solidaritas hingga  menggerakkan pemuda untuk membongkar sekat – sekat kedaerahan dan  meleburnya dalam satu bangsa yaitu Bangsa Indonesia melalui perisitiwa sumpah pemuda (1928). Bangsa ini telah mengukir  dengan tinta emas, bagaimana komitmen pemuda diejawantahkan dengan memanggul senjata dan mengambil  garis terdepan arak – arakan perjuangan untuk mewujudkan  cita – cita mulia itu, sehingga terkulminasi pada peristiwa proklamasi  kemerdekaan 1945.  Tidak akan terhapus olah waktu,  tatkala sensivitas sosial menggerakkan pemuda untuk turun ke jalan meneriakkan TRITURA mendorong  terjadinya perubahan rezim dari Orla ke Orba (1965). Masih segar dalam ingatan Bangsa ini manakala perjuangan dari kampus ke kampus menggerakkan people power yang pada akhirnya menumbangkan pemerintahan korup dan otoriter di bawah rezim Suharto (1998).

Namun sejarah tidak terhenti di situ, problematika bangsa ini telah menjelma dalam  spektrum yang lain,  dari belenggu fisik menjadi belenggu non fisik, dari musuh yang terlihat menjadi  musuh yang tidak terlihat. Baca lebih lanjut

PERILAKU MEROKOK

(Sebuah Tinjauan Historis, Medis, Ekonomis dan Teologis)

Oleh: Maks Fioh

 

Berbicara tentang perilaku merokok, bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Setiap hari bahkan setiap saat dapat kita jumpai dengan mudah para perokok mengepulkan asap rokok di mana-mana, tidak peduli di rumah, kantor, jalanan, pasar, terminal, warung, dan di mana saja. Ya, merokok seolah sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kebanyakan orang saat ini.

Sebagai seorang mantan perokok berat, saya terdorong untuk menulis artikel di seputar masalah rokok, dengan harapan setiap pecandu rokok yang sempat membaca artikel ini dapat tergugah untuk menghentikan kebiasaan merokoknya. Secara singkat, saya mulai mengenal rokok sejak di bangku Sekolah Dasar kelas 3 (tiga), pada usia 8 tahun. Kala itu didorong oleh rasa ingin tahu tentang rokok, saya  mengambil sebatang rokok lalu mulai menghisapnya secara sembunyi-sembunyi. Baca lebih lanjut